Pages

Selasa, 22 Januari 2013

Pemain PSPS Ancam Mogok Bermain , Gak Mau Berangkat ke Jakarta

PSPS belum lepas dari krisis keuangan. Pasca pemberlakukan pelarangan penggunaan dana APBD untuk klub profesional, seperti PSPS sejak musim lalu, tim berjuluk Askyar Bertuah ini selalu dirudung permasalahan finasial. Termasuk musim ini.

Musim ini permasalahan finasial pun mencuat ke permukaan. Pemain PSPS mengancam bakal mogok bertanding. Para pemain tidak akan berangkat ke Jakarta untuk melakoni laga away perdana musim ini kala menantang Persija Jakarta.

Penyebab munculnya ancaman mogok ini dikarenakan gaji yang tersendat serta uang muka (DP) 15 persen dari kontrak belum seluruhnya diterima pemain. Gaji musim ini saja belum ada yang diterima pemain.

''Kalau memang sampai batas waktu, DP kontrak sebesar 15 persen tidak dibayar kami semua mogok,'' sebut kapten tim Ambrizal, saat ditemui di mess PSPS, Senin lalu (21/1). Hal ini pun dibenarkan beberapa pemain lainnya.

Para pemain memberikan batas waktu kepada manajemen PSPS hingga tanggal 24 Januari nanti untuk segera melunasi hak - hak pemain sesuai dengan kointrak tersebut. Bila tidak ada pembayaran, maka para pemain tidak akan mau berangkat ke Jakarta untuk melakoni laga away.

Ancaman para pemain PSPS tersebut diutarakan kepada manajemen PSPS pada pertemuan Rabu malam pekan lalu (16/1). Diceritakan, manajer PSPS Boy Sabirin hadir dalam pertemuan tersebut. Boy pun bakal berusaha untuk memenuhi tuntutan para pemain.

Pelatih kepala PSPS Mundari Karya pun membernarkan keadaan tersebut. Ada ancaman mogok dari pemain bila manajemen tidak memenuhi tuntutan para pemain.

''Terkait DP kontrak musim ini serta gaji yang belum ada diterima musim ini. Para pemain sudah berkomitmen tidak mau berangkat menjalani laga away jika manajemen tidak memenuhi janjinya sampai tanggal 24 Januari,'' kata Mundari.

Aksi mogok sebenarnya sudah terjadi pada latihan rutin. Selepas libur latihan usai ditahan imbang Persisam, para skuad PSPS ternyata tidak menjalani latihan. Rencananya Rabu sore pekan lalu (16/1) latihan sudah mulai digelar, tapi batal. Kamis pagi, esok harinya, latihan juga batal. Setelah dibujuk, pemain baru mau latihan pada Kamis sore.

Sebenarnya, para pemain sudah menerima sejumlah uang dari manajemen. Namun besaran yang diterima tidaklah sesuai dengan sesuai dengan yang ada di kontrak. Jumlah yang diterima pemain bervariasi yakni ada Rp 10 juta dan jumlah lainnya. Dana ini berupa pinjaman dari manajement.

"Kalau soal uang muka itu ada yang bervariasi. Setiap pemain berbeda. Ada terima Rp 10 juta. Ada juga Rp 5 juta," Mundari menjelaskan.

Tuntutan ini dilakukan agar kejadian musim lalu tidak terulang. Jangan sampai para pemain PSPS menjadi korban untuk kedua kalinya dengan keadaan PSPS seperti ini.

Seperti diketahui, musim lalu PSPS menunggak gaji pemain. Rilis Asosiasi Pemain Propesional Indonesia (APPI) PSPS menunggak 10 bulan. Manajemen PSPS menyebut gaji yang tertunggak hanya 7 bulan. Hingga akhirnya utang musim lalu diambil ahli PT. Liga Indonesia dengan menggunakan dana subsidi untuk PSPS musim ini.

"Jangan sampai terulang lagi musim lalu dengan musim sekarang. Kalau ngak ada uang, ya ngomong. Biar kita sampaikan ke masyarakat. Biar tau keadaannya. Pihak - pihak terkait pun bisa membantu," harap Mundari.

Manager PSPS Boy Sabirin sendiri belum bisa dikonfirmasi atas ancaman mogok pemain PSPS. Ketika telepon selulernya dihubungi wartawan, Selasa (22/1) Boy tak menjawab penggilan telepon. Begitu juga dengan pesan singkat yang dikirimkan wartawan untuk sekedar konfirmasi, juga tak berbalas.

Beberapa pemain sendiri sebenarnya berterimkasih kepada Boy Sabirin terlepas dari kekurangannya. Sebab selama ini yang Boy Sabirin yang mau mendengar keluhan pemain.

"Hanya bang Boy yang datang menemui kami di mess ini. Sepertnya cuma dia (Boy) yang peduli yang mau menerima keluhan kita. Pengurus lain tak pernah nampak. Makanya kita berharap dapat solusinya dan kita bisa melanjutkan kompetisi musim ini," harap Ambrizal.

Sekedar tambahan, gaji musim lalu PSPs sendiri belum tuntas dibayarkan PT. LI. Sejauh ini baru gaji satu bulan yang dibayarkan. Secara keseluruhan ada sebesar Rp 5,5 gaji pemain PSPS musim lalu yang tertunggak. Inilah yang akan dilunasi PT. LI.

Musim ini PSPS memang kesulitan dalam financial. Sejauh ini, belum ada tanda - tanda sponsor yang akan membantu pembiayaan PSPS musim ini. (*)