Pages

Senin, 28 Januari 2013

Persebaya IPL diambang Punah

 Persebaya IPL dalam kondisi hidup segan mati tak mau. Tidak banyak yang peduli dengan kondisi Persebaya IPL saat ini. Dari kalangan pemain hingga bonek - julukan suporter Persebaya-, semua memilih diam.

Hingga saat ini, semua pemain rata-rata memilih menunggu perkembangan. Hanya beberapa pemain senior yang berani angkat seperti Mat Halil dan kapten tim Erol Iba. "Kondisi seperti ini sudah biasa terjadi di Persebaya, saya yakin pasti akan ada solusi, " ujar Mat Halil, pemain paling senior di Persebaya.

Memang kondisi krisis di Persebaya memang hampir setiap musim terjadi. Belum lengkang di ingatan, Persebaya pernah tertimpa kasus rasionalisasi gaji pada musim 2008-2009 yang membuat tujuh pemain senior dilepas, termasuk Bejo Sugiantoro dkk. Saat itu konflik terjadi antara pengurus dengan pemain. Akhirnya merembet dengan mundurya Manajer Persebaya saat itu Indah Kurnia dan Pelatih Fredy Mulli.

Namun, tim Persebaya terus berjalan, meski mengalami pergantian pengurus maupun pelatih. Namun bedanya, saat itu ketika terjadi konflik, jajaran pengurus cepat membuat keputusan meski ada pro dan kontra. Sementara saat ini, semua hanya diam dan terkesan menunggu. Malah dibiarakan seperti mati suri karena tidak ada aktivitas kegiatan di Mes Persebaya.

Wajar jika pemain belum banyak bicara. Sebab, hak berupa gaji sudah terbayar hingga bulan Januari dari uang pribadi Gede. Kondisi ini membuat pemain tidak bisa melakukan tindakan ekstrem termasuk pindah klub. Bisa jadi pemain baru akan beraksi bulan depan seandainya gaji tidak cair. "Persebaya memang sedang krisis keuangan, " ucap Direktur PT Persebaya Indonesia, Cholid Ghoromah.

Dalam situasi seperti ini, Cholid justru hanya berharap PT LPIS segara mencairkan uang pribadi Gede yang diklaim mencapai Rp9 miliar, "Mudah-mudahan konsorsium segara memberikan kepastian dana talangan Pak Gede. Karena uang itu nanti juga untuk kelangsungan Persebaya ke depan " ujarnya seakan membela tindakan yang dilakukan Gede.

Sementara dari kalangan suporter juga memilih tidak bersikap apa pun terkait kondisi Persebaya saat ini. Bukan lantaran tidak cinta lagi kepada Persebaya. Namun sudah mulai jenuh dengan konflik yang terus melanda Bleduk Ijo. "Persebaya hanya dibuat mainan oleh pengurus. Ini hanya imbas dari kondisi sepak bola kita," ucap Adi Dwi Cahyono, Koordinator Bonek Garis Keras.

Hal senada juga diungkapkan Hamim Gimbal. Pria yang biasa menjadi dirijen ketika Persebaya bertanding itu, justru malas untuk mencampuri masalah di tim Bledhuk Ijo. "Sejak Persebaya tampil di IPL, kita sudah tidak pernah diajak bicara lagi, " ujarnya. (fh)