Pages

Kamis, 11 Oktober 2012

Suka Meresahkan Masyarakat, Suporter Sriwijaya Fc Dibekukan

Dua kelompok besar Suporter Sriwijaya Football Club (SFC) untuk sementara waktu dibekukan karena dinilai meresahkan masyarakat. Manajemen SFC melarang setiap aktivitas mengatasnamakan dan menggunakan atribut suporter SFC. Mereka akan diberlakukan layaknya penonton umum tanpa atribut kelompok.

"Kami bekukan sementara waktu hingga batas waktu yang tak terhingga. Karena ada laporan masyarakat yang menyatakan keberadaan suporter SFC sudah meresahkan," kata Augie Bunyamin, Direktur keuangan SFC, di Palembang, Kamis, 11 Oktober 2012.

Sriwijaya FC memiliki suporter militan yang tergabung dalam Bela Armada Sriwijaya (Beladas) dan Singamania. Kedua kelompok besar inilah yang kerap melakukan keributan di antara mereka di dalam maupun luar stadion. Insiden terakhir adalah pembakaran sepeda motor.

Pihaknya masih membuka kesempatan bagi suporter untuk berbenah diri hingga mereka kembali dapat menonton dengan tertib sebagaima mestinya. “Silakan mengevaluasi diri. Hal ini (pembekuan) merupakan kesepakatan antara gubernur, wali kota, manajemen SFC, dan polisi,” ujar Augie.

Dengan pembekuan itu, menurut Augie, setiap laga kandang tidak boleh ada penonton yang menggunakan atribut suporter SFC. “Selain itu, kelompok tersebut tidak diperkenankan membawa alat musik ke dalam stadion. "Mereka jadi penonton umum. Fasilitas yang sempat kami berikan akan kami tarik sementara waktu. Pembekuan akan dicabut setelah ada rekomendasi dari aparat keamanan” katanya.

Dedi Pranata, ketua kelompok suporter dari Singamania, mempertanyakan pengertian pembekuan suporter oleh manajemen SFC. Deni menilai pembekuan kelompok suporter bukan merupakan solusi terbaik. ”Kalau pembekuan itu berujung pada pembubaran, kami tidak terima. Kami bisa dibubarkan bila SFC bubar dan ada permintaan dari anggota melalui musyawarah besar. Dua hal itu yang bisa menjadi alasan pembubaran,” kata Deddy Pranata.

Insiden terbaru terjadi Rabu, 10 Oktober 2012 sekitar pukul 16.00 WIB. Ketika itu tiga unit sepeda motor milik penonton umum (non-kelompok suporter) hangus dibakar di halaman parkir Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang. Insiden tersebut merupakan buntut dari aksi saling lempar benda keras antarkelompok suporter di dalam stadion yang tengah menyaksikan laga persahabatan antara SFC dan PS Bank Sumselbabel.

Sepekan sebelumnya, kelompok suporter yang sama juga melakukan aksi kekerasan yang berakibat beberapa orang luka bakar tersiram air keras (luka parah).

Tiga sepeda motor yang terbakar itu terdiri dari dua motor Yamaha Jupiter Z dengan nomor polisi BG 4899 IE dan AA 4640 AK. Dua motor ini dibakar di parkiran tribun utara. Sedangkan satu motor lagi, Honda Absolute Revo, dengan nomor polisi BG 2809 IR, dibakar di parkiran tribun selatan. Sementara itu, tiga motor penonton lainnya juga ikut dirusak. Ketiga motor yakni Honda Supra X 125 warna hitam BG 4535 JI, Supra Fit BG 4591 LO hitam, dan Yamaha Vega R BG 5210 AU warna biru.

Sejumlah saksi mata menuturkan tindakan itu dilakukan saat istirahat setelah pertandingan babak pertama usai. Waktu itu penonton dikagetkan dengan kepulan asap hitam yang membubung tinggi. Diperkirakan api berasal dari belakang tribun utara dan selatan.(par)