Pages

Selasa, 30 Oktober 2012

Pelita Bandung Raya . Nama depan bermasalah ?

Nama Bandung Raya pertengahan 1990-an sempat menyita perhatian publik sepak bola di Jawa Barat. Keputusan mundur Bandung Raya jelang bergulirnya kompetisi Liga Indonesia musim 1997/1998 mengakhiri euforia dan tradisi yang sebenarnya mulai terbangun.
Selang 15 tahun kemudian, mendadak klub yang berdiri pada 17 Juni 1987 ini kembali jadi topik hangat.

Bukan karena prestasinya di lapangan, melainkan keputusan mengambil alih pengelolaan Pelita Jaya dari PT. Nirwana Pelita Jaya yang memilih fokus setelah melakukan akuisisi terhadap Arema Indonesia.

Belakangan berhembus kabar jika nama klub yang bakal digunakan musim adalah Pelita Bandung Raya. Pemilihan dan penggunaan nama Pelita sebagai nama depan tim, justru cenderung menimbulkan sikap skeptis dari publik sepak bola Bandung.

 Meski dalam satu dekade terakhir, status musuh bebuyutan Persib disandang Persija Jakarta. Namun, Pelita tetaplah Pelita, klub yang punya sejarah permusuhan dan di benci Bobotoh di era 1990-an. Sebagai tim yang tergolong kerap jor-joran dalam melakukan perekrutan pemain, Pelita secara tidak langsung kala itu membuat hampir semua tim ingin mengalahkan mereka.

Kehadiran bintang tua dan legenda Kamerun, Roger Milla, lalu eks pemain pemain klub Liga Italia, Reggiana, Giuseppe Acardi hingga legenda sepak bola Argentina, Mario Kempes. Membuat Pelita sering jadi sasaran pelampiasan rasa cemburu klub lain. Termasuk Persib yang notabene kala itu merupakan salah satu simbol sepak bola konvensional karena sangat lekat dengan metode pembinaan pemain usia dini.

Tidak simpatinya publik sepak bola Bandung terhadap Pelita juga bisa dilihat ketika klub ini memilih untuk menggunakan Stadion Si Jalak Harupat, Soreang pada kompetisi ISL musim 2008/2009. Embel-embel nama Jawa Barat sebagai nama belakang klub, tak cukup mampu meraih simpati masyarakat.

Bahkan setiap laga kandang Pelita di gelar, hanya segelintir penonton yang mau datang. Hanya laga kandang Pelita melawan Persib yang memiliki tingkat kepadatan penonton sangat tinggi, itupun karena mayoritas di antara penonton adalah Bobotoh Persib.

Meski menggunakan nama Pelita sebagai nama depan klub serta proses kembalinya Bandung Raya ke kasta tertinggi tergolong instan. Namun, Komisaris Yayasan Bandung Raya, Tri Goestoro merasa optimistis simpati masyarakat Jawa Barat, khususnya Bandung tetap akan mengalir kepada Bandung Raya.

Mantan Sekjen PSSI itu, tampaknya cukup yakin memori manis masa lalu yang sempat ditorehkan Bandung Raya bisa mengembalikan rasa cinta para pendukungnya yang sudah lebih dari satu dekade sangat jarang mendengar kiprah klub kesayangannya tersebut, meski sebenarnya selama itu Bandung Raya tetap eksis di kompetisi Divisi III Liga Indonesia.

“Kita mengharapkan masyarakat Jawa Barat tetap memberikan support kepada kami untuk meraih prestasi seperti yang pernah kita buktikan,” jelas Tri.

Rencananya Pelita Bandung Raya yang bakal ditangani pelatih asal Inggris Simon McMenemy akan mulai menggelar persiapan, awal November mendatang. “Ada beberapa mantan pemain kami seperti Adjat Sudrajat dan Hermansyah yang siap membantu. Rencananya kita akan mulai persiapan mulai 5 November nanti dengan melakukan proses seleksi pemain,” tandas Tri.

(wbs)