Pages

Minggu, 14 Oktober 2012

Timnas PSSI ke Vietnam, Arifin Panigoro Nebeng

Timnas Indonesia bentukan PSSI pimpinan Djohar Arifin Husin yang ditukangi oleh pelatih Nil Maizar sudah mendarat di Hanoi, Vietnam, pada Minggu (14/10/2012) kemarin. Para petinggi PSSI pun akan bergegas menyusul. Tak hanya itu, Arifin Panigoro dan George Toisutta dikabarkan tak mau ketinggalan dan segera terbang ke Vietnam.
Kabar tersebut diungkapkan oleh Nil Maizar setelah tiba di Hotel Plaza Hanoi, Vietnam. Menurut mantan pelatih Semen Padang itu, para pejabat PSSI, termasuk Ketua Umum Djohar Arifin Husin dan Penanggungjawab Timnas Indonesia Bernhard Limbong, juga Arifin Panigoro dan George Toisutta, akan memberi dukungan langsung kepada Timnas Indonesia saat melawan tuan rumah Vietnam nanti.
Meskipun tidak tercantum secara resmi di struktur kepengurusan PSSI  , namun telah menjadi rahasia umum bahwa Arifin Panigoro dan George Toisutta punya peran yang cukup sentral di balik kepengurusan PSSI rezim Djohar Arifin Husin.
Kedua tokoh tersebut bahkan pernah diajukan sebagai pasangan calon Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum PSSI untuk menggantikan posisi Nurdin Halid yang saat itu berkuasa. Namun, lantaran berbagai faktor, yang akhirnya terpilih sebagai Ketua Umum PSSI adalah Djohar Arifin Husin dengan wakilnya Farid Rachman.
Djohar Arifin Husin pun secara terang-terangan pernah mengakui bahwa Arifin Panigoro adalah salah satu penyandang dana untuk PSSI. Bahkan, para pengurus PSSI tidak jarang menggelar rapat di kediaman pengusaha kaya-raya itu, yakni di Jenggala, Jakarta Selatan.
Arifin Panigoro adalah pencetus Liga Prima Indonesia (LPI) yang dimunculkan untuk menggoyang kemapanan Nurdin Halid yang saat itu memimpin PSSI dengan kompetisi Indonesia Super League (ISL). Kala itu, LPI yang banyak melahirkan klub-klub baru dan kloningan dianggap sebagai liga ilegal.
Setelah Djohar Arifin Husin berkuasa, kondisi menjadi terbalik. ISL yang semula resmi mendadak menjadi kompetisi ilegal yang tidak diakui oleh PSSI. Sedangkan LPI, yang kemudian menjelma menjadi Indonesia Premier League (IPL), naik kasta menjadi liga resmi di bawah pengelolaan PSSI rezim Djohar Arifin Husin kendati klub-klub mapan memilih tetap bertahan di ISL hingga kini.