Pages

Minggu, 21 Oktober 2012

Beredar Video Dukungan merger Arema-Pelita berjudul Never Walk Alone

Bila sebelumnya petinggi Arema dan Pelita Jaya FC sudah tak malu-malu lagi bicara soal rencana merger, wacana peleburan dua klub dengan sejarah panjang di pentas sepakbola nasional itu nyatanya juga menuai reaksi dari sejumlah tokoh Singo Edan. Komentar bernada dukungan terlontar dalam video yang belakangan marak beredar di situs YouTube. Sejumlah tokoh yang muncul dalam video berdurasi 19 menit 20 detik dengan judul 'Never Walk Alone' tersebut diantaranya mantan manajer operasional Arema era Galatama, Eko Subekti, founding father Arema, Ovan Tobing, mantan pemain yang juga asisten pelatih Arema, Joko 'Gethuk' Susilo, head coach skuad joint training Arema-Pelita Jaya FC, Rahmad Darmawan (RD) serta Presiden Kehormatan Arema yang juga Bupati Malang, H.Rendra Kresna.

 Bila disimak, tiap statement yang diberikan narasumber dalam rekaman video tersebut terkesan mendorong segera dileburnya Arema dan Pelita Jaya FC demi tujuan yang lebih baik bagi kedua klub. Pembahasan soal keterikatan Arema dan Nirwan Bakrie yang notabene pendiri Pelita Jaya FC bahkan disuguhkan di awal cuplikan. "Perhatian (Nirwan) Bakrie kepada Arema sulit diukur.

 Dalam waktu sulit pun efek beliau begitu besar," ujar Eko Subekti. Ovan Tobing yang juga dikenal sebagai salah satu pendiri klub berlogo kepala singa pun tak menampik gagasan yang memungkinkan Singo Edan bisa mewujudkan cita-cita besarnya. "Angan-angan kita semua agar Arema bukan hanya menjadi tim yang disegani di Indonesia, tapi juga tim yang mendunia karena dikelola secara profesional. Moga-moga di usia Arema yang menapaki usia 25 tahun ini kita mendapat berkah lagi. Semoga naluri saya kembali benar. Ini saatnya Arema mewujudkan mimpi-mimpi besar dari kami yang ada di generasi awal. Saya percaya hingga kini Arema masih memiliki mimpi panjang," serunya lugas. Wacana tersebut makin dipertegas dengan pernyataan Rendra Kresna yang tak sungkan lagi menyebut arah kerjasama Arema dan Pelita Jaya FC yang sebelumnya diibaratkan masa 'pacaran' menuju jenjang 'pernikahan'. "Kita mesti yakin bergabungnya Arema dan Pelita akan mewujudkan sebuah mimpi ke depan. Saya yakin bahwa ini merupakan pernikahan yang terakhir," tandasnya mantap. Makin mantapnya rencana peleburan kedua klub pun dinilai sebagai langkah strategis oleh RD. Pelatih asal Metro Lampung itu bertekad melanggengkan reputasi Arema sebagai klub juara di tanah air.

"Saya pikir dengan bergabungnya Pelita Jaya dan Arema, maka saya sebagai pelatih juga berharap ada pengggabungan filosofi sepakbola bahwa Arema dengan karakter khas dan mendapat dukungan penuh suporter fanatiknya namun juga memiliki filosofi mengendapankan penguasaan bola dan penyerangan yang efektif. Saya berharap bisa membawa Arema meraih prestasi maksimal," tukasnya termotivasi. Belum diketahui pasti siapa pembuat video yang dikemas seperti film dokumenter tersebut, entah sebatas dokumentasi pribadi yang sengaja diunggah ke internet atau justru propaganda untuk memuluskan rencana merger kedua klub. "Kami belum tahu soal itu (video). Tapi yang kami dengar sudah banyak yang melihat video tersebut. Barangkali itu merupakan buah karya Aremania yang mendukung direalisasikannya merger antar kedua klub," terang Manajer Media officer Arema, Sudarmaji ketika dikonfirmasi perihal peredaran video yang kabarnya juga telah diperjualbelikan dalam bentuk vcd tersebut. (tom/jon)