Pages

Selasa, 12 Februari 2013

Psps vs Arema = 1-0 , Singo Edan jadi tumbal Markas Baru

PSPS Pekanbaru berhasil mengakhiri paceklik kemenangan di Indonesia Super League 2012/2013. Pada laga perdana mereka setelah pindah markas ke Stadion Tuanku Tambusai, Bangkingang, Kampar, Selsaa (12/2), PSPS sukses mengalahkan Arema Indonesia dengan skor tipis 1-0.
Gol tunggal Arema Indonesia dicetak penyerang asingnya, Ndiaye Pape Latyr, pada menit ke-42. Bagi Arema, ini meneruskan rentetan hasil buruk mereka saat melakoni laga tandang di musim ini, yang selalu berujung kekalahan.
Pelatih PSPS Pekanbaru, Mundari Karya, mengaku sangat bersyukur atas kemenangan ini. Kerja keras anak asuhnya, berbuah manis di hadapan pendukung setia Askar Bertuah.
“Alhamdulillah, akhirnya kita berhasil meraih kemenangan perdana. Sejak awal kita tahu, Arema adalah tim yang tangguh, karena diperkuat pemain berkualitas yang memiliki kecepatan tinggi. Perubahan pola menjadi 3-5-2 berjalan dengan baik, dan mampu mematiakn pergerakan striker Arema yang sangat bagus,” kata Mundari Karya, saat dihubungi , Selasa (12/2).
Selain faktor teknis tadi, Mundari juga menyatakan ada keuntungan lain yang berhasil dimanfaatkan PSPS untuk bisa meraih hasil positif ini. Motivasi tinggi pemain dan cuaca panas, juga dianggap berperan besar atas kemenangan ini.
“Ya, jujur saja, dengan adanya perhatian lebih dari Pemerintah Kampar ini, membuat pemain lebih nyaman dan termotivasi juga dengan dukungan suporternya. Selain itu, cuaca yang sangat panas tidak dapat dipungkiri membuat pemain Arema kesulitan berkembang,” ujar Mundari.
Kendati menang, PSPS harus menerima kenyataan beberapa pemainnya mengalami masalah cedera di lapangan. Tercatat, penjaga gawang Amin Syarifudin, bek Joel Tsimi dan striker Pape Latyr, mengalami cedera dalam laga melawan Arema.
Mundari berharap, ketiganya tidak mengalami cedera yang serius, sehingga bisa dimainkan saat menjamu Gresik United, 16 Februari mendatang. “Sekarang, kita syukuri dulu kemenangan ini yang sudah lama dinanti fans PSPS. Baru kemudian memikirkan laga berikutnya lawan Gresik, semoga pemain yang cedera tidak terlalu parah,” pungkas Mundari.
Sementara itu, pelatih Arema, Rahmad Darmawan, tetap menilai anak asuhnya sudah memperlihatkan permainan yang baik, terutama di babak kedua. Namun, penyakit seperti di dua laga tandang sebelumnya, kembali terulang, dengan banyak peluang yang terbuang percuma.
“Kedua tim di babak pertama bermain hati-hati, sehingga kurang menarik dan kami kecolongan dari serangan yang cepat. Pada babak kedua kami coba mengubah pola permainan untuk lebih agresif lagi. Saya puas dengan kinerja tim namun tidak puas dengan sejumlah peluang yang gagal dimaksimalkan,” ujar Rahmad Darmawan.
Pupus sudah harapan Aremania untuk bisa melihat tim kesayangannya meraih kemenangan di laga tandang. Cap Singo Edan sebagai jago kandang, tapi melempem pun masih belum bisa dihilangkan. Musim lalu pun, Arema tidak pernah bisa menang di 17 laga tandangnya. Dan, rekor buruk itu terus bertahan hingga tiga laga tandang Arema di ISL musim ini.(dgh)