Pedagang asongan seperti pedagang mijon dan cangcimen yang biasa beredar di dalam stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring pada saat pertandingan Sriwijaya FC, harus gigit jari. Soalnya Polresta Palembang dan Manajemen SFC menyepakati pelarangan pedagang asongan berada di dalam stadion. “Pedagang asongan tidak boleh berjualan di dalam stadion saat pertandingan berlangsung.
Keberadaan pedagang asongan, ternyata bisa memengaruhi kondisi keamanan di dalam stadion,” jelas sekretaris PT SOM Faisal Mursyid sembari menyebutkan peraturan tersebut akan mulai diterapkan saat Sriwijaya FC lawan Persija, Sabtu (02/02) malam.
Dilanjutkan Faisal, usai mengikuti rapat koordinasi Manajemen Sriwijaya FC dengan Polresta Palembang, kemarin, pihaknya bukan ingin menutup pintu rezeki pada pedagang asongan, hanya saja keputusan tersebut diambil untuk kepentingan Sriwijaya FC kedepan. “Kita lakukan demi menjaga keamanan dan ketertiban, serta kenyamanan penonton yang telah membeli tiket. Jadi kalau mau berjualan, silahkan di luar stadion saja,” paparnya.
Selain itu, para penonton yang akan memasuki stadion juga diperiksa. Pemeriksaan tersebut untuk mensterilkan penonton dari botol minuman.
“Bukan berarti tidak boleh membawa minuman. Tetapi botolnya harus ditukar dengan plastik yang akan disediakan di setiap pintu masuk stadion. Nanti akan dibantu petugas,” bebernya.
Hal tersebut terpaksa dilakukan, soalnya Sriwijaya FC pernah mendapat teguran dan sanksi dari PT Liga Indonesia lantaran lemparan botol minuman di dalam stadion. “Kita semua berharap dalam setiap pertandingan berjalan dengan tertib dan aman. Semuanya demi kenyamanan penonton itu sendiri,” ucapnya.
Selain itu, juga dibahas pertandingan Sriwijaya FC saat menjamu Persiwa Wamena (09/04) dan Persipura (13/04) di stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring. Mengingat mepetnya dengan jadwal Pilkada kota Palembang akan dilangsungkan 7 April mendatang, Polresta menyarankan dua laga tersebut diundur.
“Pak Kapolresta menyarankan kepada Sriwijaya FC untuk memundurkan pertandingan lawan Persiwa dan Persipura. Alasannya waktunya sangat mepet dengan Pilkada kota Palembang,” ujar Faisal.
Dilanjutkannya, saran yang disampaikan Polresta merupakan masukan bagus. Untuk itu dirinya akan melaporkan saran tersebut kepada jajaran Direksi PT SOM.
“Akan saya laporkan dulu dengan jajaran Direksi. Kemudian jajaran Direksi mengeluarkan keputusan untuk ditindaklanjuti ke PT Liga Indonesia selaku pengelola kompetisi,” jelas pria yang akrab disapa Uda ini.
Menurut Faisal, pihak Polresta Palembang dalam hal ini tidak memberikan tekanan kepada Manajemen Sriwijaya FC. “Saran tersebut hanya untuk dipertimbangkan oleh Manajemen Sriwijaya FC. Mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah ada keputusan dari Manajemen,” urainya.
Menyoal pertandingan lawan Persija, dikatakan Faisal, pihaknya sudah siap. Menurutnya tidak ada perubahan yang mendasar untuk penyelenggaraan pertandingan tersebut.
“Termasuklah pembekuan suporter. Polresta Palembang menyatakan status pembekuan masih terus berlanjut,” bebernya.
Dijelaskannya, status pembekuan berlanjut lantaran Polresta Palembang menilai suasana keamanan jelang dan pasca pertandingan Sriwijaya FC, masih rawan bentrok suporter. “Keamanan itu bukan hanya di dalam stadion pada saat pertandingan. Tetapi lebih kepada keamanan kota Palembang secara umum. Jadi bentrok yang sering terjadi di jalanan, merupakan pertimbangan utama Polresta Palembang,” tandasnya.
Selain itu, tribun Utara dan Selatan stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring akan tetap ditutup. Hanya saja masih ada kemungkin dibuka apabila jumlah masyarakat yang hadir di stadion membludak dari tiket yang telah disediakan. (kh)