Pelatih sepakbola nasional Rahmad Darmawan mengaku sudah tidak bisa memberikan komentar lagi tentang kondisi kondisi tim nasional (timnas). Apalagi, keinginan untuk menyatukan dua timnas yang bakal diterjunkan pada piala ASEAN Football Federatiton (AFF) di Malaysia, Nopember 2012 tidak terwujud.
"Saya sudah tidak bisa lagi memberikan komentar tentang tidak bisa menyatunya kedua timnas," kata Rahmad Darmawan yang datang menyaksikan acara pemotongan sembilan sapi dalam rangka memperingati Hari Raya Idul Adha yang dilakukan koordinator wartawan peliput sepakbola PSSIpers di halaman Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Jumat (26/10).
Bagaimana jika sampai pihak timnas yang dibentuk PSSI pimpinan Djohar Arifin Husin menyalahkan PSSI hasil KLB Ancol pimpinan La Nyala Mataliti bilamana mengalami kegagalan di Piala AFF? "Soal PSSI pimpinan Djohar menyalahkan PSSI KLB Ancol jika gagal. Biarkanlah saja masyarakat yang memberikan penilaian. Itu sama saja saat dengan dibentuknya dua Persija yakni Persija ISL dan Persija IPL. Kan, masyarakat sudah bisa memberikan penilaian klub Persija mana yang benar apalagi pengadilan sudah memutuskan," jelasnya.
Dulu,kata Rahmad yang kini menukangi Arema Malang, dirinya mengundurkan diri sebagai pelatih timnas karena PSSI pimpinan Djohar menetapkan pemain timnas harus dari Indonesian Premir League (IPL) dan tidak boleh dari Indonesian Super League (ISL) yang disebut sebagai liga illegal (breakway league). "Saat itu, saya kan ditunjuk KONI Pusat menangani timnas dan dalam pertemuan dengan Ketua KONI Pusat dengan Ketua Umum PSSI Djohar Arifin disepakati pemain timnas bisa diambil dari ISL maupun IPL. Tetapi, kesepakatan itu tidak ditepati PSSI pimpinan Djohar Arifin dimana hanya menetapkan timnas harus diambil dari IPL. Makanya, saya langsung mengambil keputusan mengundurkan diri sebagai pelatih timnas," ungkapnya.
"Kalau PSSI Djohar Arifin komitmen dengan kesepakatan awal dengan memperkenankan pemain ISL memperkuat timna maka dualisme PSSI dan timnas ini tak akan terjadi. Kalaupun ada gejolak tidak seperti yang terjadi saat ini dimana prestasi sepakbola Indonesia sangat memprihatinkan," tambahnya.
Ketika disinggung masalah Arema Malang, Rahmad yang pernah sukses membawa Sriwijaya FC menjuarai ISL dan Piala Indonesia menyebut dari 39 pemain yang direkrutnya sudah diciutkan menjadi 29 pemain. "Saya akan menseleksi lagi dari 29 pemain menjadi 25 atau 26 pemain," ujarnya.
Mengenai materi pemain, Rahmad menyebut cukup bagus. Termasuk mantan pemain Sriwijaya, Kayamba dipastikan memperkuat Arema dengan posisi sebagai gelandang. "Dari segi usia memang Kayamba sudah 40 tahun. Tetapi, kondisi fisiknya masih yang terbaik dari seluruh pemain yang ada. Selain ditopang fisik yang baik, Kayamba bersedia menempati posisi gelandang yang saya tawarkan. Itu yang membuat saya mau merekrutnya ke Arema," ungkap Rahmad Darmawan yang akrab dipanggil coach RD. (ari)