Assiten pelatih Persela Lamongan, Didik Ludianto mengakui jika gol cepat Persipura dibabak pertama membuat mental anak asuhnya down. Gol yang tercipta lewat penalti Boaz Solossa saat laga baru berjalan satu menit, membuka kemenangan 2-0 Persipura atas Persela di Stadion Mandala, Minggu (3/2).“Sejak gol cepat Persipura diawal laga, mental pemain kami down. Meski kami mulai bangkit dibabak kedua tapi hasilnya tak berubah. Persipura justru menambah gol diakhir pertandingan,” kata Didik Ludianto usai laga.
Menurutnya, paska gol Boaz tersebut, kerjasama sama antara Gostavo Lopez dan Catur Pamungkas di lini tengah Persela tak lagi terlihat. Padahal kedua pemain ini merupakan roh permainan Persela di lini tengah dalam setiap pertadingan.
“Sehingga Catur Pamungkas terpaksa kami tarik keluar dan digantikan Fajar Handika. Harusnya pemain kami menyadari jika main di Papua butuh kerja keras,” ucapnya.
Ia mengatakan, kekalahan tersebut akan menjadi bahan evaluasi tim pelatih Persela untuk melakoni dua laga tandang melawan tim Papua lainnya yakni Persidafon dan Persiram mendatang.
“Kami sudah main maksimal, tapi inilah hasil yang kami dapat. Kami akan evaluasi dan kami akan maksimalkan leg kedua mendatang,” singkat Didik.
Sementara pelatih Persipura, Jacksen Tiago mensyukuri kemenangan yang didapat Boaz Solossa dan kawan-kawan. Namun Jacksen menilai, gol cepat timnya justru membuat pemain Persipura memberikan ruang kepada lawan
“Lawan akhirnya bisa mengembangkan permainan. Babak kedua kami membenahi, namun lawan juga mulai bermain baik. Itu terbukti dengan terciptanya sejumlah peluang dari mereka. Tapi kami selalu mengevaluasi tim kami setiap pertandingan. Setia pertandingan melawan tim yang berbeda pasti kita dapat hal yang berbeda,” tandas Jacksen.
Ia juga menampik jika Boaz Solossa menjadi target serangan Persipura dalam pertandingan ini. Bagi Jacksen, tidak hanya Boaz yang dapat peluang mencetak gol, namun pemain lain juga menciptakan peluang. Hanya saja mereka tidak bisa membuat peluang itu menjadi gol.
“Tidak hanya Boaz yang jadi target, buktinya Zah Rahan, Patrick, Gerald Pangkali dan beberapa pemain lain punya peluang tapi tidak bisa cetak gol. Hanya saja Boaz lebih bisa memanfaatkan peluang yang ada. Selain itu pemain terlalu nafsu mencetak gol sehingga kerjasama tidak berjalan baik. Passing, crossing serta serangan sayap tidak ada,” tutup Jacksen.(aar)