Persegres Gresik mengulangi tradisinya musim lalu, gonta-ganti pelatih. Tak sampai separo musim membesut Persegres, Suharno akhirnya harus terdepak dari posisi pelatih kepala. Pemberhentian Suharno tersebut resmi dilakukan manajemen Persegres per Rabu kemarin (27/2).
Berdasarkan data yang diperoleh, pemberhentian tersebut didasarkan dari hasil polling manajemen kepada seluruh pemain Persegres sehari sebelumnya (26/2).
Dua pilihan diberikan manajemen ke pemain terkait langkah evaluasi berikutnya, antara mengganti pelatih kepala atau mempertahankan Suharno di posisi pelatih kepala.
Hasilnya cukup mencengangkan. Dari 26 pemain (minus Siswanto), sebanyak 75 persen atau 20 orang di antaranya tidak menginginkan pelatih Suharno lagi.
Tanda-tanda adanya disharmonisasi ini sudah bisa ditebak dengan melihat Persegres saat dipecundangi Pelita Bandung Raya (24/2). Suharno juga tidak terlihat saat sesi latihan sore kemarin.
Pihak manajemen sendiri hanya berani merilis kabar terkait pemberhentian Suharno ini via akun Twitter resminya. Performa klub yang berjuluk Laskar Joko Samudro itu dijadikan dasarnya. Persegres hanya mampu 4 kali menang, sekali imbang dan sisanya tumbang.
Sedangkan jajaran petinggi seperti CEO PT Persegres Jaka Samudra Gresik Soesanto Tjahjo Kristiono tidak bisa dimintai keterangan resminya. Pun demikian dengan manajer Thoriq Majiddanor. Hingga berita ini ditulis, janjinya memberikan statemen resmi terkait dengan persoalan ini hanyalah isapan jempol belaka.
Hanya, media officer Persegres Adi Sarminto membenarkan jika antara manajemen dan pelatih Suharno tidak lagi bersama-sama. "Jam 4 sore tadi kami mengambil keputusan ini. tentu saja ini menjadi pilihan yang sulit bagi kami. Tapi, bagaimanapun keputusan harus tetap kami ambil demi kebaikan tim," tutur Adi dihubungi tadi malam.
Opsi pemberhentian pelatih, menurut Adi, dilakukan supaya antara pemain, pelatih dan manajemen bisa seirama. Sayang, dia tidak menjelaskan secara rinci bentuk tidak seirama mana yang menjadi keberatan jajaran manajemen. "Yang jelas kami ingin tim ini benar-benar solid," imbuhnya.
Terpisah, Suharno enggan memberikan pernyataan terkait dengan status dirinya di klub kebanggan Ultras itu. Mantan pelatih Arema ISL musim lalu itu menyebut dua pihak di jajaran petinggi klub seperti CEO dan manajer yang harus menjelaskannya. "Merekalah yang lebih berkompeten," jelasnya singkat. (rn)