 Shear Blog - Perjuangan hidup seekor nyamuk bukanlah hal yang mudah dijalani. Saat menghisap darah, seekor nyamuk harus bisa terbang cepat agar tidak terkena "kemplangan tangan" si pemilik darah. Masalah lain muncul saat dia sudah menghisap darah. Darah yang ia hisap suhunya lebih tinggi dari suhu  tubuhnya. Padahal, agar bertahan hidup, ia perlu menjaga tubuhnya tetap  dingin.
Shear Blog - Perjuangan hidup seekor nyamuk bukanlah hal yang mudah dijalani. Saat menghisap darah, seekor nyamuk harus bisa terbang cepat agar tidak terkena "kemplangan tangan" si pemilik darah. Masalah lain muncul saat dia sudah menghisap darah. Darah yang ia hisap suhunya lebih tinggi dari suhu  tubuhnya. Padahal, agar bertahan hidup, ia perlu menjaga tubuhnya tetap  dingin.Selama ini, diketahui bahwa serangga memanfaatkan lingkungannya untuk  mengatur temperatur tubuhnya. Dan temperatur yang terlalu tinggi bisa  berdampak buruk bagi kesehatan mereka. Lalu, bagaimana caranya nyamuk menjaga dirinya agar tidak mengalami kepanasan?  Ternyata mereka memanfaatkan efek penguapan. Dari penelitian yang  dipublikasikan dalam jurnal Current Biology yang ditulis oleh Chloe  Lahondere dan Claudio Lazzari, nyamuk mendinginkan diri saat meneguk  darah untuk menghindari panas berlebih.
Solusinya, mereka menggunakan setetes darah santapannya itu untuk  mendinginkan tubuhnya. Sama halnya seperti manusia mendinginkan tubuh  dengan berkeringat, nyamuk juga mengeluarkan ‘keringat darah’ untuk  menjaga temperatur tubuhnya.
Dalam penelitian, ilmuwan menggunakan kamera thermal untuk memantau aktivitas makan nyamuk. Mereka kemudian mendapati bahwa nyamuk yang mengeluarkan dan kemudian membiarkan satu titik darah yang ia hisap itu menguap, memiliki tubuh yang beberapa derajat lebih sejuk dibandingkan dengan nyamuk yang tidak melakukan proses penguapan tersebut.
Menurut para peneliti, merusak sistem pendinginan darah nyamuk ini bisa menyediakan cara baru untuk mengontrol populasi nyamuk dan penyakit yang mereka sebarkan. Alasannya, jika nyamuk tidak bisa ‘berkeringat’ maka setelah ia menghisap darah, ia lalu akan mati kepanasan tanpa sempat menyebarkan penyakit.
Dalam penelitian, ilmuwan menggunakan kamera thermal untuk memantau aktivitas makan nyamuk. Mereka kemudian mendapati bahwa nyamuk yang mengeluarkan dan kemudian membiarkan satu titik darah yang ia hisap itu menguap, memiliki tubuh yang beberapa derajat lebih sejuk dibandingkan dengan nyamuk yang tidak melakukan proses penguapan tersebut.
Menurut para peneliti, merusak sistem pendinginan darah nyamuk ini bisa menyediakan cara baru untuk mengontrol populasi nyamuk dan penyakit yang mereka sebarkan. Alasannya, jika nyamuk tidak bisa ‘berkeringat’ maka setelah ia menghisap darah, ia lalu akan mati kepanasan tanpa sempat menyebarkan penyakit.
Sumber : National Geographic Indonesia






 
 
 
 
 
 
 
 
 
 Postingan
Postingan
 
