Shear Blog - Selama ini kaum pria merasa enggan memakai karet pelindung (kondom) saat melakukan hubungan seks. Alasannya pun bermacam-macam, diantaranya adalah sebagai berikut :
Kontrasepsi "hanya untuk perempuan (isteri)" : Selama ini, penggunaan kontrasepsi kerap dibebankan kepada kaum perempuan. Padahal, pria juga mempunyai peran penting dalam mencegah kehamilan dan penularan infeksi penyakit menular seksual. Apalagi jika melihat kenyataan di lapangan bahwa pria sebagai individu yang paling berisiko menularkan penyakit infeksi menular seksual karena perilaku seksual yang cenderung berisiko.
Tidak nyaman (kurang nikmat) : Kebanyakan pria malas menggunakan kondom karena merasa kenikmatan dan sensasi saat berhubungan seksual berkurang. Padahal, desain kondom yang saat ini diproduksi sudah sangat tipis, elastis dan tahan lama sehingga tidak menghilangkan sensitivitas secara keseluruhan.
Stigma kondom sebagai alat seks bebas : Tidak benar jika ada anggapan yang mengatakan penggunaan kondom sebagai pendorong seks bebas. Masih adanya anggapan keliru di masyarakat yang berangangapan bahwa penggunaan kondom mendukung seks bebas membuat sosialisasi dan penerapannya tidak berjalan lancar.
Kondom gagal cegah kehamilan : Kegagalan kondom dalam pencegahan kehamilan timbul lebih karena pemahaman yang kurang di masyarakat. Kegagalan kondom lebih sering disebabkan pemakaianya yang tidak benar, bukan karena mutu kondom itu sendiri. Beberapa penelitian di Amerika Serikat menunjukkan, sekitar 30-60 persen pria mengaku selalu menggunakan kondom, tetapi di antara mereka yang menggunakan kondom belum tentu memakainya secara benar. Jangan menggunakan kuku saat menyobek bungkus kondom, jangan menaruhnya di dalam dompet, cek tanggal kadaluarsa kondom agar keefektifan kondom tidak berkunrang
Mudah lepas, pecah atau sobek : Kondom telah diuji dengan ketat di laboratorium. Kondom tergolong produk kesehatan dan pengujiannya berada di bawah Departemen Kesehatan. Pada waktu diproduksi di pabrik pun kondom akan melalui serangkaian pengujian ulang sebelum dikemas. Beberapa studi di AS menunjukkan bahwa angka kondom pecah kurang dari 2 persen. Tiap helai kondom yang diproduksi sudah melalui uji elektronis untuk memenuhi Standar Mutu Internasional (ISO 4047), karena itu tidak mudah pecah/robek.
Virus HIV dapat menembus kondom : Ada anggapan bahwa kondom mengandung lubang-lubang yang bisa dilalui HIV. Hal ini memang benar kalau kondom terbuat dari bahan alami seperti usus domba. Tetapi kondom jenis itu sudah jarang diproduksi. Kondom lateks, yang lazim ditemukan di pasaran, cukup kuat dan sudah diuji untuk menahan mikro-organisme termasuk sperma dan HIV.
Sumber : Kompas.com