Pages

Jumat, 15 Maret 2013

Blanco diboikot pemain ISL yang lain , penerjemahnya Goblok , Ada Kemungkinan Blanco Dipecat

Harapan akan bersatunya kembali tim nasional Indonesia, kini tergerus. Keputusan Pelatih Timnas Luis Manuel Blanco untuk mencoret 14 pemain asal klub LSI, membuat suasana tim Garuda, kini memanas. Sejumlah pemain senior asal klub LSI lainnya berencana memboikot pelatih asal Argentina tersebut.

Jumat (15/3) sore, para pemain LSI memilih untuk tidak mengikuti latihan. Mereka menggalang solidaritas sesama pemain LSI yang dicoret Blanco. 
Bahkan para pemain asal Papua, seperti Boaz Solossa, Patrich Wanggai, Ian Luis Kabes, Imanuel Wanggai dan Ricardo Salampessy, tak mau kembali ke pelatnas. Semua itu bermula dari program latihan fisik yang digelar oleh pelatih asal Argentina itu pada awal pelatnas.
“Pemain Papua merasa  tidak perlu lagi latihan fisik dalam pelatnas yang relatif pendek ini. Mereka ingin langsung latihan teknis dan strategi permainan. Namun Blanco menolak permintaan tersebut karena ia menilai para pemain timnas fisiknya perlu ditambah,” kata Tommy Rusihan Arief, Juru Bicara BTN.
Di samping itu, para pemain yang mengeluhkan program Blanco secara bercanda ditanggapi serius oleh pelatih timnas tersebut. Candaan itu disampaikan oleh penerjemah Blanco, Felicianus Fredy. Selama ini Blanco dkk. memang hanya bisa berbahasa Spanyol, kondisi itu membuat komunikasi pemain dan pelatih kurang lancar karena tergantung dengan penerjemah.
BTN pun langsung mengambil sikap soal kericuhan timnas ini. Menurut Wakil Ketua BTN, Harbiansyah Hanafiah, kondisi itu akan disampaikan langsung kepada Ketua BTN, Isran Noor. 
“Kami akan membahas masalah ini. Ada dua kemungkinan, kami akan mencoret pemain atau kami akan mencoret pelatihnya,” ujar Harbiansyah.

Jumat (15/3) sore, para pemain LSI memilih untuk tidak mengikuti latihan. Mereka menggalang solidaritas sesama pemain LSI yang dicoret Blanco.
Bahkan para pemain asal Papua, seperti Boaz Solossa, Patrich Wanggai, Ian Luis Kabes, Imanuel Wanggai dan Ricardo Salampessy, tak mau kembali ke pelatnas. Semua itu bermula dari program latihan fisik yang digelar oleh pelatih asal Argentina itu pada awal pelatnas.
“Pemain Papua merasa  tidak perlu lagi latihan fisik dalam pelatnas yang relatif pendek ini. Mereka ingin langsung latihan teknis dan strategi permainan. Namun Blanco menolak permintaan tersebut karena ia menilai para pemain timnas fisiknya perlu ditambah,” kata Tommy Rusihan Arief, Juru Bicara BTN.
Di samping itu, para pemain yang mengeluhkan program Blanco secara bercanda ditanggapi serius oleh pelatih timnas tersebut. Candaan itu disampaikan oleh penerjemah Blanco, Felicianus Fredy. Selama ini Blanco dkk. memang hanya bisa berbahasa Spanyol, kondisi itu membuat komunikasi pemain dan pelatih kurang lancar karena tergantung dengan penerjemah.
BTN pun langsung mengambil sikap soal kericuhan timnas ini. Menurut Wakil Ketua BTN, Harbiansyah Hanafiah, kondisi itu akan disampaikan langsung kepada Ketua BTN, Isran Noor.
“Kami akan membahas masalah ini. Ada dua kemungkinan, kami akan mencoret pemain atau kami akan mencoret pelatihnya,” ujar Harbiansyah.(dg)