Shear Blog - Para wakil rakyat mengeluh. Ruangan seluas 32 meter persegi yang  ditempati saat ini terlalu sempit. Tak mampu menampung jumlah staf dan  berbagai dokumen yang mendukung kerjanya sebagai wakil rakyat di Gedung  DPR, Jakarta. Gedung Nusantara I, tempat mereka berkantor saat ini,  dinilai sudah melebihi kapasitas sehingga diperlukan gedung yang baru.  Gedung dengan anggaran Rp 1,138 triliun itu rencananya akan mulai  dibangun pada 22 Juni 2011. 
Suara penolakan mulai dikumandangkan.  Tidak hanya dari para aktivis, tetapi juga masyarakat. Belakangan,  sejumlah fraksi juga mulai menarik dukungan. Suara-suara rakyat,  kelompok yang mereka wakili berikut ini, patut didengarkan, jika memang  mereka benar, merasa mewakili.
Tengoklah Basri (38), yang hampir  setiap hari menuju Kompleks Parlemen Senayan yang berlokasi di Jalan  Gatot Subroto itu untuk mencari nafkah. Ia datang tidak dengan mobil  mentereng, laiknya para wakilnya. Hanya dengan berjalan kaki, ia dorong  gerobak tuanya yang bertuliskan "Lontong Sayur" dari kediamannya di  Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat.
Pria yang sudah menjalani  profesi sebagai penjual lontong sayur sejak 2002 silam ini adalah  salah  satu dari beberapa pedagang yang sering menjajakan dagangan di depan  Kompleks DPR. Ia juga berkomentar tentang ramainya pemberitaan tentang  pembangunan gedung baru DPR. Tak setuju, itu yang diungkapkan Basri.
"Buat apalah, Mas. Malah katanya mau dikasih kolam renang juga, kayak anak kecil saja. Bener kata Gus Dur dulu, kalau mereka itu kayak anak kecil," sindir pria asal Kudus, Jawa Tengah, ini sambil menggeleng-gelengkan kepala ketika ditemui Kompas.com di depan Gedung DPR, Jakarta, Rabu (30/3/2011).
Selanjutnya,  Basri pun menyampaikan pendapatnya. Menurut dia, sebagai wakil rakyat  yang baik, seharusnya anggota DPR memerhatikan kesejahteraan rakyat  terlebih dahulu. Pembangunan gedung baru dengan anggaran besar tak layak  di saat rakyat masih tercekik dengan kondisi ekonomi yang karut-marut.
"Ya, lihat saja saya. Nyari seratus-dua ratus ribu aja  susah sekarang. Kalau benar-benar wakil rakyat, saya yakin pembangunan  itu tidak akan jadi, karena yang enggak setuju juga banyak," harapnya.
 Suara  yang sama dilontarkan Dedi (47), pria yang berprofesi sebagai penjual  mi ayam ini, menilai terlalu angkuh jika DPR membuat gedung baru. Selain  gaji para anggota DPR yang dinilai sudah besar, pembangunan tersebut  juga merupakan usaha yang sia-sia karena banyak rakyat kecil masih belum  merasakan hasil dari kinerja wakil rakyatnya.
Suara  yang sama dilontarkan Dedi (47), pria yang berprofesi sebagai penjual  mi ayam ini, menilai terlalu angkuh jika DPR membuat gedung baru. Selain  gaji para anggota DPR yang dinilai sudah besar, pembangunan tersebut  juga merupakan usaha yang sia-sia karena banyak rakyat kecil masih belum  merasakan hasil dari kinerja wakil rakyatnya."Lah, itu yang lama aja masih gede gitu, Mas. Ngapain dibuat baru lagi. Mending uangnya buat ngurus rakyat kecil kayak kita ini. Gaji-gaji mereka juga kan udah besar," ucap ayah empat anak ini. 
Didengarkankah suara mereka?
Sumber : Kompas.com
Alangkah anehnya negeriku saat ini. Hidup rakyat kecil !!!






 
 
 
 
 
 
 
 
 
 Postingan
Postingan
 
