Pages

Minggu, 16 Desember 2012

Kisah Asal Muasal Ayam Sentul | Ternak Lokal Khas Asli Ciamis

di sandur dari ciamismanis.com

Masyarakat Ciamis pantas berbangga karena Ayam Sentul sudah dalam proses sertifikasi agar diakui sebagai ternak lokal dan khas Ciamis, sehingga tidak dapat diklaim oleh daerah lain. Nilai penting keberadaan Ayam Sentul sepatutnya menggugah publik Ciamis untuk semakin mengenal, mencintai dan ikut serta dalam pelestarian ayam tersebut.


foto: Duwi's Zone
Kerajaan Galuh merupakan sebuah monarki yang pernah ada di daerah Ciamis (Jawa Barat). Syahdan diceritakan, suatu waktu ada seorang bayi yang dibuang ketika baru saja dilahirkan. Bayi tersebut -kelak dikenal dengan nama Ciung Wanara, merupakan anak dari hasil perkawinan Raja Galuh dengan Naganingrum.

Sang bayi dihanyutkan ke sungai Citanduy karena dianggap bukan putra permaisuri dari hasil hubungan dengan Bramawijaya, suaminya (Raja Galuh yang sah). Saat bayi tersebut dihanyutkan, ia dibekali 2 butir telur ayam dalam perahunya.

Selanjutnya bayi tersebut ditemukan oleh pasangan kakek dan nenek Balangantrang. Sambil mengurus sang bayi, telur ayam tadi dieramkan di daerah Nagawiru (Ciamis sekarang). Ayam tersebut kemudian menetas dan dipelihara oleh kakek-nenek tadi sampai besar.

Pasangan ayam tersebut kemudian beranak pinak sampai suatu saat muncul ayam Sentul jantan dengan warna bulu abu-abu atau 'Jalak Harupat' dalam salah satu keturunannya. Nama 'Sentul' sendiri diambil dari buah berwarna abu-abu kekuning-kuningan, yaitu buah kecapi yang di daerah Parahyangan terkenal dengan sebutan buah Sentul.

Ayam tersebut sangat disayang oleh Ciung Wanara dan diberi nama Si Jelug. Dalam kisah selanjutnya, Si Jelug disebutkan selalu memenangkan kontes ketangkasan adu ayam. Ketika Ciung Wanara mengikutkan Si Jelug dalam kontes ketangkasan, berhadapan dengan ayam para bangsawan Tatar Galuh, ayam tersebut tidak pernah kalah. Hal ini menarik perhatian Raja Galuh untuk menantang tanding dengan ayam aduan miliknya.

Kontes adu ayam bergengsi ini disepakati dengan menjadikan sebagian wilayah kerajaan Galuh sebagai taruhan. Jika ayam milik Raja Galuh dikalahkan oleh Si Jelug maka wilayah tersebut akan diberikan kepada Ciung Wanara. Ayam milik raja ternyata kalah, sehingga sebagian wilayah Galuh kemudaian menjadi berada dibawah kekuasaan Ciung Wanara.